Grayscale Ajukan Proposal Revolusioner untuk ETF Ethereum ke SEC: Bisa Raup Keuntungan Staking $61 Juta?

Grayscale Ajukan Proposal Revolusioner untuk ETF Ethereum ke SEC: Bisa Raup Keuntungan Staking $61 Juta?

Grayscale Investments, pengelola aset kripto terkemuka di AS, sedang memacu langkah ambisius untuk mengejar ketertinggalan dari kompetitor global. Perusahaan ini dikabarkan telah membuka diskusi intensif dengan Satgas Crypto dari Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) untuk mengizinkan aktivitas staking pada produk ETF (Exchange-Traded Fund) berbasis Ethereum. Jika disetujui, langkah ini bisa membuka keran keuntungan senilai puluhan juta dolar bagi investor AS yang selama ini terhambat regulasi.

AS Tertinggal, Investor Kehilangan $61 Juta

Dalam memorandum internal yang bocor ke publik, Grayscale menyoroti kesenjangan mencolok antara pasar AS dan internasional. Sementara ETF Ethereum di Eropa dan Kanada sudah mengintegrasikan fitur staking sejak 2023, produk serupa di AS masih “terbelenggu” aturan yang melarang aktivitas tersebut. Akibatnya, investor AS kehilangan potensi imbal hasil sekitar $61 juta hingga Februari 2025.

“ETP kami saat ini belum sepenuhnya merefleksikan kapabilitas mendasar Ethereum,” tulis dokumen tersebut. Padahal, aset ETF Ethereum di AS telah mencapai $8,1 miliar, menguasai hampir 40% pasar global. Tanpa staking, produk ini dianggap hanya menawarkan “separuh cerita” dari potensi Ethereum sebagai aset produktif.

Mengapa Staking Penting untuk ETF Ethereum?

Staking adalah proses mengunci aset kripto untuk mendukung operasi jaringan blockchain, seperti validasi transaksi. Sebagai imbalan, partisipan menerima reward dalam bentuk token tambahan. Untuk Ethereum, imbal hasil tahunannya berkisar 3-5%, tergantung kondisi pasar.

Di luar AS, platform seperti CoinShares (Kanada) dan 21Shares (Swiss) telah sukses mengintegrasikan fitur ini ke ETF mereka. Misalnya, ETP Ethereum di Bursa Efek Zurich (SIX) mencatat kenaikan 27% aset kelolaan sejak 2024 setelah mengaktifkan staking. Sementara itu, investor AS hanya bisa menonton dari jauh.

Liquidity Sleeve: Solusi Atasi Kekhawatiran SEC

Salah satu hambatan terbesar SEC adalah risiko likuiditas selama periode unstaking (penarikan aset dari jaringan). Proses ini di Ethereum memakan waktu minimal 7-14 hari, yang bisa memicu kepanikan jika banyak investor menarik dana secara bersamaan.

Grayscale mengusulkan dua strategi inovatif:

  1. Mekanisme Liquidity Sleeve: Cadangan likuiditas senilai 10-15% dari total aset ETF untuk memastikan penebusan darurat tanpa menunggu periode unstaking.
  2. Kerjasama dengan Lembaga Fintech: Penyediaan pinjaman jangka pendek berbasis blockchain untuk menutupi kebutuhan likuiditas sementara.

“Kami telah merancang sistem yang meminimalkan risiko slippage dan memastikan stabilitas harga,” jelas Sarah Thompson, Direktur Riset Grayscale, dalam wawancara eksklusif.

Regulator Diimbau Tak Abaikan Arus Global

Tekanan terhadap SEC semakin besar menyusul desakan Kongres AS untuk tidak kalah dari Uni Eropa dalam inovasi finansial. Bulan lalu, Komisi Eropa meluncurkan Digital Finance Package 2025 yang memberi lampu hijau staking untuk semua ETF crypto.

“AS bisa kehilangan $120 miliar dalam investasi kripto pada 2026 jika tetap kaku,” peringatan Michael Saylor, CEO MicroStrategy, dalam konferensi bulan lalu.

Proyeksi Timeline Persetujuan

Analis memprediksi SEC akan membutuhkan 6-9 bulan untuk mengevaluasi proposal Grayscale. Proses ini melibatkan uji kelayakan teknologi, simulasi risiko pasar, dan konsultasi dengan pihak terkait. Jika lolos, ETF Ethereum dengan staking bisa diluncurkan awal 2026.

Namun, sejumlah ahli masih skeptis. “SEC sangat berhati-hati dengan produk yang melibatkan yield karena berpotensi diklasifikasikan sebagai sekuritas,” ucap Laura Chin, Pengamat Regulasi dari Universitas Stanford.

Apa Artinya Bagi Investor Retail?

Bagi investor ritel, persetujuan ini bisa menjadi game-changer:

  • Peningkatan Imbal Hasil: Estimasi tambahan 4% per tahun dari aktivitas staking.
  • Diversifikasi Portofolio: Kombinasi apresiasi harga Ethereum dan pendapatan pasif.
  • Likuiditas Lebih Baik: Mekanisme Grayscale diharapkan mengurangi volatilitas saat penarikan massal.

“Kami ingin investor AS tidak lagi dirugikan oleh regulasi yang tidak adaptif,” tegas Thompson.

Menanti Babak Baru ETF Crypto

Upaya Grayscale ini bukan sekadar urusan bisnis, tapi juga ujian bagi regulator AS dalam menyeimbangkan inovasi dan perlindungan investor. Jika berhasil, langkah ini bisa membuka pintu untuk produk kripto lebih kompleks, seperti ETF DeFi atau tokenized real estate.

Namun, kegagalan mungkin akan memicu eksodus perusahaan fintech ke jurisdiksi lebih ramah, seperti Singapura atau Swiss. Laporan terbaru dari JPMorgan Chase menyebut, 63% startup crypto AS sedang mempertimbangkan relokasi jika proposal Grayscale ditolak.

Sebagai penutup, nasib $8,1 miliar aset Ethereum di AS kini ada di tangan SEC. Keputusan mereka tidak hanya akan menentukan aliran dolar, tetapi juga posisi Amerika Serikat dalam peta persaingan kripto global.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *