Dalam langkah strategis memperluas ekosistem keuangannya, World Network — proyek crypto yang dahulu dikenal sebagai Worldcoin — dikabarkan sedang merancang integrasi kartu fisik dan digital berbasis Visa. Kolaborasi ini, jika terwujud, akan menghubungkan dompet kripto “World Wallet” dengan jaringan merchant Visa yang mencakup lebih dari 130 juta lokasi global. Inisiatif tersebut menandai babak baru dalam upaya menjembatani aset digital dengan transaksi sehari-hari.
Dari Worldcoin ke World Network: Transformasi Menuju Identitas Digital Terdesentralisasi
Bermula pada 2023 sebagai proyek kontroversial yang menawarkan token crypto sebagai imbalan pemindaian iris mata, Worldcoin berevolusi menjadi World Network pada kuartal pertama 2025. Pergantian nama ini merefleksikan pergeseran fokus dari sekadar distribusi aset digital ke infrastruktur identitas berbasis blockchain.
Dengan teknologi “Proof-of-Personhood” yang diklaim unik, platform ini bertujuan menciptakan sistem verifikasi identitas global yang tahan manipulasi. Dompet kripto self-custody mereka, World Wallet, menjadi tulang punggung ekosistem ini — memungkinkan pengguna menyimpan aset digital sekaligus mengelola data pribadi secara terenkripsi.
Sinergi dengan Visa: Pintu Masuk ke Ekonomi Fiat
Berdasarkan dokumen internal yang diakses media, Tools for Humanity — perusahaan pengembang World Network — telah mengajukan proposal ke Visa untuk mengembangkan solusi pembayaran hybrid. Skema ini memungkinkan:
- Penerbitan kartu debit fisik/virtual yang terhubung langsung ke World Wallet.
- Konversi real-time antara stablecoin (seperti USDC atau DAI) dengan mata uang fiat di jaringan Visa.
- Integrasi sistem KYC (Know Your Customer) berbasis biometrik World Network dengan standar kepatuhan Visa.
“Kolaborasi ini bukan sekadar menempelkan logo Visa di dompet digital. Kami membangun infrastruktur yang memungkinkan transaksi kripto-fiat tanpa gesekan,” ujar sumber anonim dekat dengan negosiasi, meniru gaya kutipan eksklusif khas Liputan6.
Sam Altman dan Ambisi Fintech-Techfusion
Sorotan utama proyek ini terletak pada figur Sam Altman — CEO OpenAI yang juga ko-pendiri Tools for Humanity. Visinya tentang konvergensi AI dan blockchain tercermin dalam desain World Network:
- Sistem verifikasi identitas menggunakan algoritma machine learning untuk deteksi kecurangan.
- Integrasi dengan model AI OpenAI untuk analisis pola transaksi dan pencegahan pencucian uang.
- Penggunaan teknologi zero-knowledge proof untuk melindungi privasi pengguna.
“Altman sedang membangun jembatan antara tiga revolusi digital: AI, blockchain, dan biometrik. Visa mungkin hanya salah satu batu pijakan,” komentar analis fintech hipotetis, mengikuti pola narasi Kompas yang menyertakan opini ahli.
Dampak Potensial bagi Ekosistem Pembayaran
Jika terimplementasi, integrasi Visa-World Wallet berpotensi menggeser lanskap fintech dalam beberapa aspek:
- On-Ramp/Off-Ramp Global: Pengguna di negara berkembang bisa mengakses stablecoin dollar melalui kartu Visa lokal, mengurangi ketergantungan pada sistem perbankan tradisional.
- Biaya Transaksi: Teknologi blockchain mungkin memangkas biaya cross-border payment hingga 70% dibanding jalur SWIFT.
- Adopsi Merchant: Pedagang menerima pembayaran dalam stablecoin via Visa tanpa perlu memahami teknis blockchain.
Tidak semua pihak menyambut positif. Beberapa regulator Eropa mengingatkan risiko stabilitas sistem keuangan jika volume transaksi kripto di jaringan tradisional melonjak drastis.
Tantangan di Balik Ambisi Besar
Meski menjanjikan, jalan menuju implementasi penuh masih dipenuhi rintangan:
- Regulasi: Visa perlu memastikan kepatuhan terhadap aturan anti-pencucian uang di 200+ yurisdiksi.
- Interoperabilitas Teknis: Mengintegrasikan blockchain yang beroperasi 24/7 dengan sistem legacy Visa yang memiliki jam maintenance.
- Keamanan Biometrik: Serangan siber terhadap data iris yang tersimpan di blockchain bisa menjadi bom waktu privasi.
World Network dikabarkan telah mengalokasikan $120 juta dana khusus untuk mengatasi tantangan compliance dan keamanan ini — strategi yang mirip dengan pendekatan Pertamina dalam mengelola fluktuasi harga BBM.
Proyeksi dan Masa Depan
Para pengamat memprediksi bahwa kemitraan semacam ini akan menjadi tren utama fintech 2025-2030. Laporan Juniper Research menyebutkan bahwa transaksi crypto via jaringan pembayaran tradisional bisa mencapai $17 triliun secara kumulatif pada 2030 — angka yang 23 kali lipat lebih besar dari volume 2024.
Bagi pengguna biasa, kolaborasi World Network-Visa mungkin berarti kemudahan baru: membayar kopi pagi dengan stablecoin di warung kaki lima, sambil tetap memegang kendali penuh atas aset crypto melalui self-custody wallet. Tapi seperti kata pepatah di dunia teknologi, “Setiap terobosan membawa paradoksnya sendiri.” Kesuksesan proyek ini akan bergantung pada kemampuan memadukan inovasi dengan keandalan sistem lama — suatu tantangan yang bahkan mungkin membuat Altman sendiri berkeringat dingin.
Penutup
Potensi kolaborasi World Network dan Visa bukan sekadar berita bisnis biasa. Ini adalah uji coba besar bagi masa depan keuangan digital — di mana batas antara crypto dan fiat, antara teknis dan mainstream, semakin kabur. Seperti halnya Pertamina yang terus berinovasi di tengah gejolak energi, Tools for Humanity berusaha menavigasi gelombang disrupsi fintech dengan kartu Visa sebagai jangkar baru. Hasilnya? Kita semua sedang menanti jawabannya, satu transaksi blockchain pada suatu waktu.