Donald Trump Gelar KTT Crypto Pertama di Gedung Putih, Tandai Babak Baru Regulasi Aset Digital AS

Donald Trump Gelar KTT Crypto Pertama di Gedung Putih, Tandai Babak Baru Regulasi Aset Digital AS

Presiden Amerika Serikat Donald Trump akan mencatat sejarah dengan menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Crypto pertama di Gedung Putih pada 7 Maret 2025. Acara ini, yang diumumkan secara resmi melalui akun X oleh Kepala Divisi AI & Crypto Gedung Putih David Sacks, akan menghimpun lebih dari 150 CEO perusahaan blockchain, investor institusional, dan anggota Kelompok Kerja Presiden untuk Aset Digital. Langkah ini merupakan bagian dari strategi besar AS untuk merebut posisi terdepan dalam persaingan global di sektor teknologi finansial (fintech).

Latar Belakang: Dari Perintah Eksekutif ke KTT Sejarah

KTT Crypto tidak muncul secara tiba-tiba. Pada 28 Februari 2025, Trump menandatangani Perintah Eksekutif No. 14211 yang membentuk Presidential Task Force on Digital Assets (Kelompok Kerja Presiden untuk Aset Digital). Kelompok ini, dipimpin langsung oleh Sacks—mantan COO PayPal dan pionir Silicon Valley—memiliki mandat untuk merancang regulasi yang “mendorong inovasi sekaligus melindungi konsumen”.

Salah satu keputusan kontroversial dalam perintah tersebut adalah pembatalan Perintah Eksekutif No. 14067 era Biden yang ditandatangani Maret 2022. Kebijakan Biden sebelumnya dinilai terlalu membatasi dengan mewajibkan pertukaran Crypto untuk berbagi data pengguna ke IRS (otoritas pajak AS) dan mengkaji pembuatan Central Bank Digital Currency (CBDC).

“Kami percaya pasar harus menentukan masa depan uang digital, bukan pemerintah,” tegas Sacks dalam konferensi pers virtual, Kamis (27/2/2025).

Agenda KTT: Cadangan Crypto Nasional hingga Regulasi Stablecoin

Berdasarkan dokumen agenda yang diperoleh Kompas, ada tiga poin utama yang akan dibahas dalam KTT:

  1. Pembentukan Cadangan Crypto Nasional
    AS berencana membuat cadangan strategis aset digital, mirip dengan Strategic Petroleum Reserve untuk minyak. Cadangan ini akan terdiri dari Bitcoin, Ethereum, dan aset kripto lain yang dianggap “stabil secara sistemik”.
  2. Kerangka Regulasi Stablecoin
    Pemerintah federal akan mengeluarkan pedoman khusus untuk stablecoin—aset digital yang dipatok ke mata uang fiat seperti dolar AS. Rencananya, penerbit stablecoin wajib memiliki cadangan likuid senilai 1:1 dan diaudit bulanan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) AS.
  3. Larangan Pengembangan CBDC
    Melalui revisi Undang-Undang Federal Reserve, AS akan melarang Bank Sentral (The Fed) menerbitkan CBDC. Trump menyebut CBDC sebagai “ancaman terhadap kebebasan finansial warga”.

Reaksi Pasar: Bitcoin Tembus US$ 100.000 Sebelum KTT

Pengumuman KTT ini langsung berdampak pada pasar. Harga Bitcoin (BTC) melonjak 12% dalam 24 jam, menembus level psikologis US$ 100.000 untuk pertama kalinya sejak Desember 2024. Aset kripto lain seperti Ethereum (ETH) dan Solana (SOL) juga menguat masing-masing 8% dan 15%.

“Ini sinyal jelas bahwa AS serius menjadi safe haven bagi industri Crypto,” kata Cathie Wood, CEO ARK Invest, kepada Kompas.

Namun, kritik juga muncul dari kalangan progresif. Senator Elizabeth Warren memperingatkan bahwa deregulasi berlebihan bisa memicu “Wild West 2.0” di sektor keuangan.

Trump vs. Biden: Dua Filsafat Berbeda soal Crypto

Kebijakan Trump ini menjadi penanda pergeseran drastis dari pendekatan era Biden. Administrasi sebelumnya cenderung skeptis, dengan Menteri Keuangan Janet Yellen kerap menyebut Crypto sebagai “saluran untuk penghindaran pajak dan kejahatan finansial”.

Perbedaan ini tercermin dalam angka: di bawah Biden, 35% startup Crypto AS pindah ke Singapura atau Swiss. Sementara sejak Trump menjabat Januari 2025, 22 perusahaan blockchain mengumumkan rencana ekspansi di AS, termasuk Binance dan Coinbase.

Pesan Para CEO: “Kami Butuh Kepastian Hukum”

Dalam pra-KTT yang digelar tertutup di Menara Trump, Washington D.C., para CEO menyampaikan harapan mereka.

“Regulasi yang jelas akan memungkinkan kami berinvestasi jangka panjang. Selama ini, ketidakpastian adalah musuh terbesar inovasi,” ujar Brian Armstrong, CEO Coinbase.

Sementara Changpeng Zhao (CZ), pendiri Binance, menekankan pentingnya AS menerapkan pajak Crypto yang kompetitif agar tidak kalah dari Uni Eropa.

Proyeksi Pasca-KTT: Apa yang Akan Berubah?

Analis memprediksi setidaknya empat dampak nyata pasca-KTT:

  1. Peningkatan Likuiditas: Dengan cadangan Crypto nasional, AS bisa intervensi pasar saat volatilitas tinggi.
  2. Booming Startups: Regulasi stablecoin yang jelas akan menarik lebih banyak decentralized finance (DeFi) untuk berbasis di AS.
  3. Persaingan dengan Tiongkok: AS kini secara resmi “bertarung” dengan Digital Yuan (CBDC Tiongkok) di kancah global.
  4. Pertanyaan Privasi: Kritikus khawatir kebijakan Trump bisa mengurangi transparansi sektor keuangan.

Tantangan ke Depan: Menjaga Keseimbangan

Pakar kebijakan teknologi MIT, Dr. Neha Narula, mengingatkan: “Regulasi yang terlalu longgar bisa picu gelembung spekulatif, tapi regulasi ketat akan matikan inovasi. Kuncinya ada di tengah-tengah.”

Sementara itu, Sacks menjanjikan bahwa rekomendasi Kelompok Kerja akan dirilis publik pada 15 Maret 2025, delapan hari setelah KTT.

Sebagai penutup, Trump berpesan di akun X-nya: “Amerika akan kembali memimpin—kali ini di garis depan revolusi blockchain!”*

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *