Pernyataan Trump soal XRP, Solana, dan Cardano Diklarifikasi Staf Gedung Putih: “Hanya Lima Besar Kapitalisasi Pasar”

Pernyataan Trump soal XRP, Solana, dan Cardano Diklarifikasi Staf Gedung Putih: “Hanya Lima Besar Kapitalisasi Pasar”

David Sacks, staf bidang Kecerdasan Buatan (AI) Gedung Putih sekaligus figur berpengaruh di industri kripto, memberikan klarifikasi terkait pernyataan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang menyebut tiga aset kripto selain Bitcoin, yakni XRP, Solana (SOL), dan Cardano (ADA). Dalam wawancara eksklusif dengan Bloomberg Television, Jumat (5/7/2025), Sacks menegaskan bahwa penyebutan ketiga aset tersebut semata-mata merujuk pada posisi mereka dalam lima besar kapitalisasi pasar.

“Presiden hanya menyampaikan fakta bahwa XRP, Solana, dan Cardano termasuk dalam lima aset kripto terbesar saat ini. Tidak ada maksud kebijakan atau dukungan spesifik di balik itu,” kata Sacks, menanggapi pertanyaan jurnalis mengenai viralnya pernyataan Trump di konferensi teknologi Nevada pekan lalu.

Lima Besar Kripto: Dari Bitcoin hingga Cardano
Menurut data CoinMarketCap per 5 Juli 2025, lima aset kripto dengan kapitalisasi pasar tertinggi adalah:

  1. Bitcoin (BTC): 1,2 triliun dolar AS
  2. Ethereum (ETH): 360 miliar dolar AS
  3. Tether (USDT): 110 miliar dolar AS
  4. XRP: 89 miliar dolar AS
  5. Cardano (ADA): 75 miliar dolar AS

Solana (SOL) sendiri menempati peringkat keenam dengan kapitalisasi 68 miliar dolar AS, namun sempat menduduki posisi kelima secara fluktuatif sepanjang Juni 2025. Sacks menjelaskan bahwa Presiden Trump mungkin merujuk pada data periode tertentu ketika menyebut SOL.

“Dalam beberapa pekan terakhir, peringkat lima besar memang sering berubah antara Cardano, Solana, dan Binance Coin. Presiden hanya ingin menunjukkan bahwa ia memahami dinamika pasar,” tambahnya.

Fokus Utama Trump Masih Bitcoin
Meski menyebut altcoin, Sacks menekankan bahwa prioritas kebijakan Trump tetap tertuju pada Bitcoin. Sejak kampanye pemilihan 2024, Trump kerap menyatakan dukungannya terhadap Bitcoin sebagai “aset digital masa depan” dan kritiknya terhadap rencana mata uang digital bank sentral (CBDC).

“Bitcoin adalah standar emas di dunia kripto. Presiden percaya bahwa AS harus memimpin dalam adopsi Bitcoin, sementara aset lainnya masih perlu dikaji risiko dan manfaatnya,” ujar Sacks.

Pernyataan ini sejalan dengan sikap Trump yang pada Mei 2025 menyatakan akan memveto RUU yang membatasi kepemilikan Bitcoin oleh individu. Namun, ia belum pernah secara eksplisit membahas regulasi altcoin seperti XRP atau Solana.

Analis: Penyebutan Altcoin Bisa Picu Volatilitas
Komentar Trump sempat menyebabkan gejolak di pasar kripto. Dalam 24 jam setelah pernyataannya, harga XRP melonjak 12 persen, sementara SOL dan ADA masing-masing naik 8 persen dan 6 persen. Namun, sebagian analis mengingatkan bahwa kenaikan ini bersifat sementara.

“Pasar sering bereaksi berlebihan terhadap pernyataan politisi, apalagi jika berasal dari figur seperti Trump yang memiliki basis pendukung kuat di komunitas kripto,” kata Maria Lopez, Kepala Riset CryptoWatch.

Lopez menambahkan, meski kapitalisasi pasar menjadi indikator likuiditas, hal itu tidak mencerminkan utilitas atau keamanan investasi suatu aset. “Investor retail harus tetap berhati-hati. Banyak proyek altcoin dengan kapitalisasi besar justru memiliki volatilitas ekstrem,” ujarnya.

Pesan Lo Kheng Hong untuk Investor Kripto
Menanggapi situasi ini, Lo Kheng Hong, investor senior yang kerap dijuluki “Warren Buffett-nya Indonesia”, memberikan nasihat berinvestasi melalui akun Twitter-nya.

“Jangan terjebak euphoria statement politik. Prinsip investasi tetap sama: pahami bisnisnya, diversifikasi, dan siapkan mental untuk turun 50 persen kapan saja,” tulis Lo, yang diketahui memiliki portofolio Bitcoin dan Ethereum sejak 2020.

Lo juga mengingatkan bahwa regulator AS seperti SEC masih menginvestasi sejumlah proyek altcoin atas dugaan pelanggaran sekuritas. “Jika ingin aman, ikuti saja yang sudah jelas regulasinya seperti Bitcoin,” tambahnya.

Masa Depan Regulasi Kripto di Era Trump
Klarifikasi dari Sacks ini dinilai sebagai upaya Gedung Putih untuk mencegah misinterpretasi kebijakan. Sejak menjabat, pemerintahan Trump memang belum merilis draf regulasi komprehensif untuk aset kripto selain Bitcoin. Rencananya, regulasi tersebut akan fokus pada tiga pilar:

  1. Perlindungan investor retail dari praktik manipulasi pasar.
  2. Integrasi pertambangan kripto dengan agenda energi terbarukan.
  3. Pengawasan ketat terhadap stablecoin yang dianggap berpotensi mengganggu stabilitas moneter.

Sementara itu, komunitas kripto global masih menunggu kepastian hukum untuk altcoin. Sebagian pihak mengapresiasi transparansi Sacks, sementara yang lain menilai Gedung Putih perlu lebih jelas dalam menyikapi diversifikasi ekosistem kripto.

“Klarifikasi ini bagus, tapi kami butuh lebih dari sekadar pernyataan verbal. Regulasi yang jelas akan mengurangi ketidakpastian bagi developer dan investor,” tutur Michael Zhao, CEO platform perdagangan kripto AscentEx.

Kesimpulan
Pernyataan Trump tentang XRP, Solana, dan Cardano, meski sempat memicu spekulasi, ternyata tidak mengandung agenda kebijakan tersembunyi. Fokus pemerintahan AS untuk sementara tetap pada Bitcoin, sementara altcoin lainnya masih menunggu kerangka hukum yang lebih pasti. Bagi investor, momen ini menjadi pengingat bahwa pasar kripto tetap dipengaruhi oleh dinamika politik, sehingga riset mendalam dan manajemen risiko tetap menjadi kunci utama.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *